Selasa, 26 Januari 2010

Ganguro


Jepang merupakan negara yang terkenal akan keaneka-ragaman budayanya. Seiring perkembangan jaman, telah banyak bermunculan budaya-budaya baru yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat Jepang. Peran media massa yang berpengaruh besar dalam penyebaran informasi, mengakibatkan budaya-budaya baru yang bermunculan tersebut menimbulkan sebuah fenomena budaya populer. Hal ini menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif, terutama dalam kehidupan anak mudanya.

Pada tahun 1995, muncul seorang penyanyi pop bernama Namie Amuro, yang berasal dari Okinawa dan menjadi sangat populer di Jepang. Pada awal kemunculannya, Amuro, yang berkulit sawo matang dan memiliki bentuk tubuh super model telah menjadi sesuatu yang didambakan bagi remaja putri Jepang pada saat itu. Penampilan Amuro pada saat itu, mengenakan rok mini dan sepatu boot dengan hak setebal 30 sentimeter Karena bagi para remaja putri penampilan Amuro ini sangatlah keren, maka penampilan Amuro pada akhirnya akan menjadi trend di seluruh Jepang, terutama di kota-kota besar.

Bagi para remaja putri di Jepang yang mengidolakan Amuro ini meniru segala hal yang ada pada seorang penyanyi ini yang sangat keren. Mereka bukan meniru warna kulit Amuro Namie, tetapi mereka meniru segala yang dikenakan oleh penyanyi ini, seperti make up, cara berpakaian, sampai pada gaya sepatu dengan hak tebal dan tinggi, dengan ketinggian mencapai sekitar 30 sentimeter. Penggemar Amuro disebut juga sebagai Amuraa. Karena Amuro berwajah mungil, maka pada akhirnya mempopulerkan Kogan boom. Kogan merupakan kependekan dari ko yang berarti kecil dan gan yang artinya wajah, sehingga artikata kogan adalah wajah mungil. Kulit gelapa dan hitam bukanlah hal yang umum di Jepang. Sebaliknya orang Jepang sanngat menyukai kulit mereka yang putih. Tetapi kulit yang putih, menyebabkan efek yang penuh pada wajah. Sehingga ganguro yang notabene penggemar Kogan, menyukai wajah mereka yang gelap dan mungil. Karena kulit wajah hitam dapat menimbulakan kesan wajah yang mungil. Dan pada akhirnya yang ada pada diri Amuro, ditiru oleh penggemar yang berasal dari kalangan remaja putri di Jepang.

Selain Amuro, yang menjadi inspirasi para remaja putri Jepang untuk bergaya ala Ganguro, adalah super model Naomi Campbell, dan penyanyi R&B Lauryn Hill. Dua orang yang disebut terakhir ini, merupakan super model kelas dunia, dan Lauryn Hill merupakan penyanyi yang mempopulerkan lagu “Killing Me Softly”. Ketiga orang ini, mempunyai gaya yang mirip, terutama kulit yang coklat dan gaya Afrika-Amerika, dan di Jepang disebut Afuro

Kata Ganguro berasal dari huruf kanji 顔Gan yang berarti muka sedangkan guro berasal dari kata 黒 Kuro yang berarti hitam. Ganguro secara harafiah berarti “muka hitam”. Selain Ganguro ada istilah lainnya yaitu Ganguro yang berarti muka yang lebih hitam.

Selain dari kedua istilah tersebut, ada istilah lainnya yang diberikan kepada gaguro, yaitu kata Buriteri dan Yamamba. Buriteri berasal dari kata buri no teriyaki, yang artinya ikan goring dengan saus teriyaki yang berwarna hitam. Sehingga buriteri artinya muka yang sangat hitam.

Sedangkan Yamamba, berasal dari kata 山 yama, yang artinya gunung dan kata おばあさん obaasan yang artinya nenek. Sehingga yamamba secara harafiah artinya nenek gunung atau nenek yang bertempat tinggal di gunung, yang berwujud wanita tua buruk rupa. Yamamba ini merupakan mitos Jepang pada zaman dahulu laka. Yaitu tokoh nenek sihir jahat yang buruk rupa yang tinggal di pedalaman gunung-gunung. Sehingga para Yamamba mewarnai rambut mereka dengan warna putih sehingga mirip nenek-nenek. Dan dandanan wajah mereka bermake up sangat unik dengan perona bibir dan perona mata berwarna putih yang digambar melingkar di mata mereka.

Penampilan gaya Ganguro yang berkulit gelap ini dikarenakan mereka sengaja menghitamkan kulit mereka di salon khusus penghitam kulit yang disebut juga hiyake salon. Mereka mengkombinasikan kulit hitam mereka dengan mewarnai rambut mereka jadi pirang keemasan, ala boneka Barbie, bahkan terkadang abu-abu keperakan. Wajah mereka yang hitam tersebut diberi eyeliner hitam, eyeshadow biru dan ditambahkan highlight putih di sekeliling mata, juga memakai lipstick putih. Terkadang mereka juga menambahkan bulu mata palsu dan manik-manik mutiara untuk ditempelkan di wajah mereka.

Sedangkan untuk pakaiannya, mereka biasanya mengenakan pakaian berwarna mencolok, memakai rok mini dan sepatu atsuzoko. Sepatu atsuzoko adalah sepatu berhak tinggi dan ketebalan haknya tersebut mencapai 25-30 sentimeter. Sebagai tambahan, mereka memakai banyak aksesoris bertumpuk agar tampak lebih menyolok, seperti gelang, cincin, dan kalung.

Para Ganguro ini biasanya dapat ditemukan di beberapa bagian kota Tokyo, seperti di distrik Shibuya, Ikebukuro, dan Harajuku. Untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam berpenampilan, hal ini membuat mereka gemar shopping. Biasanya mereka mengincar pakaian, sepatu, ataupun aksesoris yang sedang trend. Trend fahion ini mereka dapat dari majalah-majalah remaja, dan terdapat juga majalah remaja yang memang khusus membahas fashion Ganguro.

Majalah fashion gaya Ganguro yang populer adalah Egg, Cawaii, Popteen dan Ego System. Majalah-majalah tersebut selalu mengikuti perkembangan trend Ganguro. Media memanfaatkan kesempatan ini dengan melibatkan langsung remaja Ganguro untuk membintangi sejumlah iklan sehingga remaja tersebut menjadi idola Ganguro. Salah satu model majalah Egg yang terkenal, yang bernama Buriteri, banyak mempengaruhi remaja putri yang ingin menjadi Ganguro karena Buriteri mempromosikan segala hal yang berkaitan dengan trend Ganguro.

Dalam komunitas gaya Ganguro, terdapat tarian populer yang disebut Para Para. Tarian yang dilakukan dengan gerakan yang sama pada saat bersamaan ini biasanya lebih banyak menggerakkan tangan dan tubuh saja. Dikarenakan mereka gemar mengenakan atsuzoko, hal ini membatasi mereka untuk menggerakkan kaki mereka. Mereka senang pergi ke club untuk memamerkan gerakan para para mereka, atau bekumpul untuk mempelajari tarian-tarian baru.

Hal lain yang digemari Ganguro adalah purikura. Purikura adalah singkatan dari kata bahasa Inggris, yaitu Print Club (Purinto Kurabu). Purikura adalah mesin foto otomatis yang biasanya dapat ditemukan di mal-mal. Mereka biasanya menggunakan ini untuk menghias handphone mereka, tas, dan aksesoris lainnya. Mereka juga memiliki buku khusus untuk menyimpan koleksi foto stiker mereka ini. Mereka juga suka saling bertukar foto stiker dengan teman-teman mereka sebagai penanda bahwa mereka sudah menjadi teman.

Bagi para Ganguro yang masih bersekolah, mereka gemar mengenakan Loose Socks (ruuzu sokkusu). Loose socks yang bermakna kaus kaki yang longgar, memiliki bentuk sangat panjang dan sangat lebar dibanding kaus kaki pada umumnya. Kebanyakan sekolah melarang muridnya mengenakan loose socks. Namun Ganguro yang masih bersekolah ini sengaja memilih untuk tetap mengenakan loose socks, memendekkan rok sekolah, dan mewarnai kulit serta rambutnya, semata-mata hanya untuk melawan peraturan sekolah. Hal ini bukan dikarenakan mereka ingin membangkang, tapi lebih pada keinginan untuk menunjukkan kebebasan pada diri mereka, dan modifikasi seragam tersebut hanya agar mereka tetap terlihat kawaii, atau imut-imut.

Sebenarnya terdapat beberapa gaya gal (gyaru), namun kebanyakan hanya mengetahui Ganguro saja, dan tidak mengetahui perbedaan dari berbagai macam gaya tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa gaya gyaru:

1. Amuraa
Para remaja putri yang memilih untuk mengikuti penampilan Namie Amuro. Biasanya menghitamkan kulitnya, mengecat rambutnya menjadi coklat keemasan, mengenakan rok mini dan sepatu atsuzoko.

2. B-Gyaru
Para remaja putri yang mengikuti artis R&B yang mayoritas orang Afrika- Amerika. Biasanya menghitamkan kulitnya menjadi sangat gelap, dan memiliki gaya rambut di kepang kecil-kecil (micro-braids, cornrows), dan biasanya selalu melakukan hair extensions.

3. Bamba
Gayanya lebih banyak mengacu pada aliran Rock. Ciri khasnya adalah sepatu boots dengan hak stiletto.

4. Baika / Bozosoku
Gaya ini lebih banyak menggunakan warna hitam, seperti jaket kulit. Sebagai tambahan menggunakan aksesoris berupa rantai. Wajahnya di make-up menggunakan highlight putih disekeliling mata. Gaya rambutnya biasanya mirip dengan Bamba.

5. Cocogyaru
Adalah gyaru yang sangat menyukai barang-barang bermerek Cocolulu.
Mereka selalu memakai jeans bermerek Cocolulu dan tas bergambar
Cocolulu.

6. Ganguro
Salah satu dari jenis gaya gyaru yang mengawali trend menghitamkan kulit hingga gelap dan menggunakan make-up. Mereka selalu menggunakan barang-barang yang sedang trend. Rambutnya selain diwarnai pirang keemasan, memiliki gaya berombak. Melakukan perawatan kuku (manicure) dan memakai kuku palsu adalah suatu keharusan.

7. Ganjiro / Shiroi-gyaru
Mereka memilih untuk tidak menghitamkan kulitnya, namun tetap mengikuti trend fashion gyaru pada umumnya. Mereka senang disebut “bihaku” (beautifully white).

8. Gonguro
Memiliki gaya yang lebih gelap. Mereka menghitamkan kulit hingga menjadi sangat gelap, menggunakan make-up panda yang sangat putih, dan memakai lipstick putih. Biasanya mereka mewarnai rambut mereka menjadi putih atau keperakan.

9. Himegyaru
Adalah gyaru yang memiliki makna “putri” (princess). Mereka menggunakan make-up berwarna pink dan bulu mata yang panjang, serta mencerahkan kulit mereka. Penggunaan tas berwarna putih, hitam, atau pink, serta sepatu hak tinggi adalah suatu keharusan. Biasanya mewarnai rambutnya menjadi karamel, hitam, atau cokelat tua. Jarang sekali diwarnai putih atau warna yang tidak alami.

10. Kogal / kogyaru
Remaja putri yang masih sekolah menengah atas (SMU), yang mewarnai kulit dan rambutnya hanya untuk melawan aturan sekolah. Mereka selalu berusaha untuk tampak tetap “kawaii”.

11. Mago-gal
Remaja putri yang masih sekolah menengah pertama (SMP), yang sudah mengikuti trend fashion gyaru.

12. Mamba
Mamba adalah versi terbaru dari Yamamba. Kebanyakan tidak jauh berbeda dengan Yamamba, hanya saja make-up mereka lebih tebal. Sering mengenakan pakaian merk Alba Rosa dan Cocolulu. Biasanya mereka juga mengenakan sandal teplek dan celana capri.

13. Oneegyaru
Oneegyaru adalah gyaru yang telah masuk ke usia 20 tahunan. Mereka berpenampilan lebih bergaya dan anggun (sophisticated). Kebanyakan mereka masih menghitamkan kulit dan mewarnai rambut menjadi pirang, tetapi mereka memilih menggunakan barang-barang bermerk, seperti Louis Vuitton, YSL, dan Chanel.

14. Rasuta
Gaya ini ditandai dengan bendera Jamaika, didominasi dengan warna merah-hijau-kuning, dan identik dengan Bob Marley.

15. Romamba
Memiliki gaya yang biasanya disebut juga dengan “Lolita Gal”, dikarenakan ro disini memiliki makna romantis, dan mamba adalah gaya yang banyak menggunakan warna pink. Mereka juga menggunakan banyak perhiasan mutiara dan bunga. Walaupun mirip dengan Lolita Style, namun tetap memiliki perbedaan, yaitu mereka selalu menghitamkan kulit mereka hingga sangat hitam dan menggunakan make-up.

16. Sentaagai / center guy
Adalah para remaja laki-laki yang mengacu pada gaya Mamba. Mereka juga menggunakan make-up, bahkan mengenakan pakaian berwarna pink. Perbedaannya hanya pada aksesoris, dan mereka lebih memilih mengenakan sendal.

17. Yanki
Memiliki gaya berpakaian mengenakan sepatu boots stiletto, celana longgar, dan jaket panjang yang sering bermotif militer.

18. Yamamba
Yamamba adalah gaya awal dari Mamba. Biasanya menggunakan make-up, dan gemar mengenakan stiker bergambar karakter populer dari Disney. Mereka juga gemar berpenampilan seolah-olah baru pulang dari Hawaii, lengkap mengenakan lei di pergelangan tangan, leher, kaki, bahkan dirambut. Biasanya memiliki rambut panjang dan berwarna putih.

Menurut Gini S.Frings, mengemukakan konsep fashion yang lain, berdasarkan pemahaman aka cara penampilan. Menurutnya fashion adalah suatu gaya yang populer pada suatu kurun waktu tertentu. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa konsep ini menyangkut 3 hal yaitu: gaya, penerimaan dan kurun waktu. Gaya adalah karakteristik tertentu dalam hal penampilan berpakaian atau penggunaan aksesoris. Penerimaan menyangkut pemakain atau pembeli suatu gaya oleh konsumen. Sedangkan kurun waktu mengindikasikan adanya perubahan dalam hal gaya berpenampilan tersebut. (Miles, 1998:5)

Adapun pengertian “Populer”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, disukai banyak orang, contohnya lagu dan fashion. Kedua, sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah dipahami orang banyak, contohnya ilmu pengetahuan. Ketiga, disukai dan dikagumi orang banyak, contohnya pahlawan.

Dengan kata lain, kata “populer”, salah satunya disukai orang banyak karena diciptakan untuk dapat diberikan kepada masyarakat umum agar dapat menyenangkan dan menjadi terkenal di tengah-tengah masyarakat. Budaya tersebut menjadi populer karena disukai banyak orang dan sesuai dengan kebutuhan mayarakat pada umumnya.

Menurut William budaya popular adalah: “banyak disukai orang, jenis kerja rendahan, karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang, budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.” (diambil dari John Storey, Teori Budaya dan Budaya Pop,2003:10)

Maksudnya, budaya popular itu memang budaya yang menyenangkan atau banyak disukai orang. Kemudian hasil dari budaya tersebut dapat diproduksi dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya: pertunjukan konser, pertunjukan fashion show atau pesta olahraga, yang dilihat dari banyaknya audiens yang menonton.

Menurut Yoshio Sugimoto, dalam bukunya An Introduction to Japanese Society, ada tiga kategori budaya populer. Pertama, budaya rakyat yang berdasarkan pada kaidah adapt istiadat dan tradisi, contohnya festival. Kedua, budaya alternatif, yaitu budaya yang dilakukan oleh sebagian masyarakat yang secara spontan menentang kebudayaan itu sendiri, contohnya teater jalanan, geng (kelompok) pengendara motor. Ketiga, budaya massa, yaitu budaya yang dapat berkembang berkat minat pasar dan perkembangan media komunikasi seperti televisi, majalah, radio, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar